Pernah travelling,
kan?
Ketika kita travelling,
khususnya lewat jalur darat. Apa yang bisa kita amati?
Mungkin, beberapa di antaranya adalah pemandangan di samping
kanan dan kiri jalan, dan tentunya jalan di depan kita.
Saat travelling,
sebenarnya ada hikmah pelajaran yang bisa dipetik. Apakah
itu? Mari kita bahas….
Percaya, kan? bahwa jalan itu tidak selamanya lurus dan
mulus. Sama seperti kehidupan di dunia ini. Saat melewati jalan yang beraspal
lurus, ibarat kehidupan dunia yang berjalan lancar tanpa ada hambatan satu pun.
Persimpangan Jalan. Di
persimpangan jalan, kita harus berhenti sejenak atau melaju dengan low speed serta menentukan jalan mana
yang akan dipilih. Seperti itulah hidup ini. Ada saat di mana manusia
dihadapkan dengan beberapa pilihan. Dan hanya satu yang harus dipilih. Manusia harus
berhati-hati dalam menentukan pilihan ini. Manusia harus memilih dengan bijak. Karena
setiap jalan pasti mempunyai risiko masing-masing. Satu sama lain pasti
berbeda. Jalan itu pula yang menentukan hidup kita selanjutnya.
Jalan Berbatu. Jalan
yang penuh dengan batu —kalo bahasa Jawanya itu, makadam— pasti akan mengguncang kendaraan kita. Serupa dengan
hidup di dunia. Hidup ini sangat keras, jika manusia tidak mampu untuk
bertahan, maka akan dengan mudah terjatuh. Kesabaran sangat menentukan lulus
atau tidaknya manusia dalam tahap ini. Maka dari itu, jangan mudah menyerah dalam
menghadapi setiap masalah kehidupan. Yakinlah, bahwa di setiap masalah, Allah
telah menyelipkan begitu banyak kekuatan yang akan menemani kita mengarungi
samudra kehidupan.
Jalan Berkelok,
Menanjak dan Menurun. Jalan ini akan sering kita jumpai di daerah
pegunungan. Saat menemui jalan yang berkelok, kita harus berjalan pelan-pelan. Saat
naik, perlu tenaga ekstra agar sampai di puncak. Dan ketika menurun, udara
sejuk akan terasa di sekujur tubuh —ngga
seluruhnya sih, tapi bisa dirasakan angin tersebut menyapa tubuh— kalo dalam
kehidupan, hal ini aku kaitkan dengan kehati-hatian saat menghadapi masalah (jalan
berkelok). Kerja keras serta doa demi mencapai cita-cita yang didambakan (jalan
menanjak). Dan yang terakhir. Ketika berada di puncak akan terasa kelegaan yang
luar biasa. Usaha dan doa yang kita lakukan telah mengantar kita ke impian
kita. Tapi, jangan pernah terlena terlalu lama. Karena suatu saat kita bisa terjatuh,
dan rasanya pasti sakit. Meskipun kita terjatuh, tak perlu bersedih hati. Tetap
SEMANGAT, nikmati hal ini seperti semilir angin
yang menyapa kita (saat kita melewati jalan yang menurun). Seperti
pepatah lama ‘setiap roda yang bergerak itu pasti berputar’. Kadang berada di
atas dan terkadang berada di bawah. Yang terpenting, di saat kita terjun ke
bawah, tetaplah behati-hati. Karena jika kita terlalu menikmati semilir angin —lebih
tepatnya terpuruk saat terjatuh— tanpa melihat jalan di depan kita, bisa saja
hal yang buruk terjadi —menabrak pohon, mungkin—
Kayaknya, sampai di sini dulu pembahasan dariku tentang artikel
ini. Semoga bermanfaat. Aamiin. Thank’s udah mau merelakan waktunya demi
membaca tulisan yang masih berantakan ini. Dan jangan segan untuk kasih comment yya’…
0 komentar:
Posting Komentar